Indonesia Masuk Daftar Negara Teraman Jika Perang Dunia Pecah, Ini Alasannya!

Admin

Bayangkan jika dunia harus kembali menghadapi Perang Dunia ke-3—sebuah skenario yang mengerikan namun tidak mustahil. Konflik geopolitik yang terus meningkat, persaingan senjata nuklir, hingga perang teknologi antarnegara adidaya membuat topik ini makin sering dibicarakan. Dalam suasana global yang semakin memanas, muncul satu pertanyaan besar: jika perang besar pecah, negara mana yang paling aman?

Menariknya, dalam laporan terbaru yang dirilis oleh media asal Inggris, Daily Mail, Indonesia disebut sebagai salah satu negara yang dianggap paling aman jika terjadi Perang Dunia ke-3. Tak hanya Indonesia, sejumlah negara lainnya seperti Irlandia, Bhutan, Islandia, dan Fiji juga masuk dalam daftar.

Apa yang membuat Indonesia dinilai aman? Benarkah kita bisa merasa tenang tinggal di negara kepulauan ini saat dunia dalam kondisi darurat global? Mari kita ulas lebih dalam.


Sumber Informasi: Laporan dari Daily Mail

Dalam artikel yang dipublikasikan oleh Daily Mail pada awal tahun 2025, para pakar politik internasional, peneliti pertahanan, dan analis geopolitik memberikan pandangan tentang negara-negara yang memiliki kemungkinan kecil terlibat langsung dalam konflik global jika perang skala besar pecah.

Daftar ini didasarkan pada berbagai faktor:

Letak geografis

Ketidakikutsertaan dalam aliansi militer besar

Sejarah netralitas

Ketahanan pangan dan sumber daya alam

Kemandirian ekonomi

Stabilitas politik dan sosial

Berikut beberapa negara yang masuk dalam daftar tersebut:

  1. Indonesia 🇮🇩
  2. Bhutan 🇧🇹
  3. Islandia 🇮🇸
  4. Irlandia 🇮🇪
  5. Fiji 🇫🇯
  6. Swiss 🇨🇭
  7. Selandia Baru 🇳🇿
  8. Malaysia 🇲🇾
  9. Afrika Selatan 🇿🇦
  10. Kanada 🇨🇦

Keberadaan Indonesia dalam daftar ini menjadi perhatian khusus karena posisinya yang strategis di Asia Tenggara, wilayah yang selama ini dikenal dinamis dalam aspek politik dan ekonomi.


Kenapa Indonesia Masuk Daftar Negara Teraman?

  1. Letak Geografis yang Strategis namun Terisolasi dari Konflik Global

Indonesia terdiri dari lebih dari 17.000 pulau yang tersebar luas di antara Samudra Hindia dan Pasifik. Letaknya yang relatif jauh dari pusat ketegangan geopolitik dunia seperti Eropa Timur, Timur Tengah, dan Asia Timur menjadikannya “terlindung” secara alami dari konflik militer langsung.

Negara-negara yang kemungkinan besar menjadi target utama serangan dalam Perang Dunia (seperti Amerika Serikat, Rusia, Cina, dan negara NATO) berada jauh dari wilayah Indonesia.

  1. Bukan Bagian dari Aliansi Militer Internasional

Salah satu alasan kuat Indonesia dianggap aman adalah karena tidak tergabung dalam aliansi militer besar seperti NATO atau CSTO. Artinya, Indonesia tidak secara otomatis terlibat dalam perang jika negara sekutu diserang.

Prinsip politik luar negeri bebas aktif yang dipegang Indonesia sejak awal kemerdekaan juga turut menjaga jarak dari keterlibatan dalam konflik militer global.

  1. Kekayaan Sumber Daya Alam dan Ketahanan Pangan

Dalam situasi perang dunia, negara yang memiliki kemandirian pangan dan energi akan sangat diuntungkan. Indonesia punya keunggulan ini: sawah di Jawa, kebun kelapa sawit di Sumatera, tambang nikel di Sulawesi, hingga hasil laut dari berbagai kepulauan menjadi bukti bahwa Indonesia relatif mandiri secara sumber daya.

Jika terjadi disrupsi perdagangan global, Indonesia tetap bisa mempertahankan kebutuhan dalam negeri lebih lama dibanding negara lain yang bergantung pada impor.

  1. Populasi Besar dan Pasar Domestik yang Kuat

Dengan jumlah penduduk lebih dari 280 juta jiwa, Indonesia punya pasar domestik yang besar dan dinamis. Dalam skenario krisis global, pasar internal yang kuat akan membantu ekonomi nasional tetap berjalan, meskipun akses ekspor-impor terganggu.

  1. Stabilitas Politik yang Relatif Terjaga

Meski bukan tanpa masalah, Indonesia dikenal sebagai negara demokratis terbesar di Asia Tenggara dengan stabilitas politik yang cukup baik dalam dua dekade terakhir. Hal ini membuatnya tidak masuk dalam daftar “negara berisiko tinggi” jika konflik dunia pecah.


Negara Lain yang Masuk Daftar: Apa Kesamaannya?

Melihat negara lain dalam daftar “paling aman”, ada pola menarik yang bisa dilihat:

Islandia dan Irlandia: Memiliki posisi netral, bukan anggota NATO secara aktif (kecuali Islandia dalam peran yang sangat terbatas), serta jauh dari pusat konflik.

Bhutan: Negara kecil di Himalaya yang menjunjung tinggi prinsip damai, bahkan membatasi jumlah turis untuk menjaga budaya dan lingkungan.

Fiji: Letaknya di Pasifik Selatan, jauh dari wilayah militer aktif.

Swiss: Negara netral klasik yang dikenal karena kebijakan luar negeri damai dan tidak ikut perang sejak 1815.

Selandia Baru: Letaknya sangat terpencil, memiliki politik luar negeri yang netral, dan fokus pada diplomasi.


Apakah Benar-Benar Aman?

Meskipun Indonesia masuk dalam daftar “teraman”, bukan berarti kita kebal terhadap dampak perang global. Konflik dunia bisa mempengaruhi:

Stabilitas ekonomi (misalnya kenaikan harga bahan bakar dan pangan)

Jaringan perdagangan internasional

Akses teknologi dan sistem digital

Gelombang pengungsi atau tekanan migrasi

Ancaman siber (cyber warfare)

Namun secara militer dan fisik, Indonesia dipandang sebagai tempat yang tidak akan menjadi medan tempur langsung, atau target utama dalam konflik global bersenjata.


Apa Implikasinya untuk Traveler dan Warga Negara?

Bagi kamu yang gemar traveling atau sedang merantau ke luar negeri, informasi seperti ini bisa jadi pertimbangan dalam menentukan destinasi atau tempat tinggal jangka panjang. Dalam kondisi dunia yang makin tidak pasti, banyak orang mencari tempat yang relatif stabil dan aman.

Tak heran jika dalam beberapa tahun terakhir, negara seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand menjadi tujuan digital nomad atau ekspat karena kombinasi antara biaya hidup terjangkau, stabilitas, dan kualitas hidup yang membaik.


Bagaimana Indonesia Bisa Mempertahankan Posisi Ini?

Untuk mempertahankan status sebagai negara yang aman dari konflik global, Indonesia perlu terus memperkuat hal-hal berikut:

  1. Netralitas dalam Politik Luar Negeri

Tidak memihak dalam konflik negara adidaya

Fokus pada diplomasi damai dan peran sebagai mediator

  1. Ketahanan Energi dan Pangan

Investasi pada pertanian, perikanan, dan energi terbarukan

Mengurangi ketergantungan pada impor

  1. Pertahanan Siber dan Informasi

Meningkatkan keamanan digital untuk menghadapi potensi perang siber

  1. Penguatan Sistem Keamanan Dalam Negeri

Mengelola konflik horizontal, radikalisme, dan disinformasi agar tidak melebar ke isu global


Penutup: Optimis tapi Tetap Waspada

Masuknya Indonesia dalam daftar negara paling aman jika Perang Dunia ke-3 terjadi adalah kabar baik, sekaligus pengingat penting. Bahwa kita punya banyak modal: dari sumber daya alam, posisi geografis, hingga netralitas politik.

Namun, ini bukan saatnya berpuas diri. Dunia bergerak cepat, dan konflik bisa muncul dalam bentuk baru yang tidak terduga—dari serangan siber, perang ekonomi, hingga krisis iklim.

Sebagai warga negara dan traveler yang cerdas, kita bisa mulai dari langkah kecil: menjaga persatuan, memperkuat rasa nasionalisme, dan terus waspada terhadap dinamika global.

Karena di tengah dunia yang penuh ketidakpastian, tinggal di negara yang dinilai “aman” bukan sekadar keberuntungan, tapi juga tanggung jawab bersama untuk menjaga kedamaian itu tetap bertahan.

Bagikan:

Artikel Terkait

Tags

Leave a Comment